“geli
sendiri melihat pihak-pihak yang masih gak bisa terima lihat seorang
juragan mebel bisa jadi presiden dan parahnya dia bikin seorang
perempuan dropout SMA, bertato dan perokok bisa jadi menteri…
Lebih
lucu lagi, pihak-pihak tersebut mungkin tidak sadar bahwa mereka
menuliskan cemoohannya di media komunikasi dan menggunakan
perangkat-perangkat yang dibuat oleh mereka-mereka yang juga dropout atau memulai karir di jalur yang salah.”
JimGeovedi, Hacker Internasional Lulusan SMA
Kutipan di atas adalah ungkapan hati yang ditulis oleh Jim Geovedi, seorang hacker internasional asal Indonesia. Hatinya yang merasa geli mendorong ia menulis di laman Facebook-nya. Siapakah Jim Geovedi? Mari kita telusuri sekelumit kisah hidupnya…
Artikel berjudul Jim Geovedi: Meretas Satelit di Langit,
wawancara Jim dengan Kantor Berita Jerman, Deutsche Welle pada tanggal
16 Agustus 2013 cukup mendeskripsikan siapa lelaki kelahiran 1979 ini.
Ini sedikit kutipannya:
Jim Geovedi adalah orang yang berbahaya. Pada
masa ketika nyaris semua informasi dan manusia terkoneksi, Jim, jika dia
mau, bisa setiap saat keluar masuk ke sana: melongok percakapan surat
elektronik atau sekedar mengintip perselingkuhan anda di dunia maya.
Lebih dari itu, dia bisa saja mencuri data-data
penting: lalu lintas transaksi bank, laporan keuangan perusahaan atau
bahkan mengamati sistem pertahanan negara.
“Kalau mau saya bisa mengontrol internet di seluruh Indonesia,“ kata Jim dalam percakapan dengan Deutsche Welle. Saat saya tanyakan itu kepada pengamat IT Enda Nasution, dia mengaku percaya Jim Geovedi bisa melakukan itu.
Saya memilih percaya dan tidak mau menantang Jim untuk membobol situs Deutsche Welle.
Dia adalah hacker Indonesia dengan reputasi global: hilir mudik Berlin, Amsterdam, Paris, Torino, hingga Krakow menjadi pembicara pertemuan hacker internasional yang sering dibalut dengan nama seminar sistem keamanan. Dalam sebuah pertemuan hacker dunia,
Jim memperagakan cara meretas satelit: ya, Jim bisa mengubah arah gerak
atau bahkan menggeser posisi satelit. Keahliannya ini bisa anda lihat
di Youtube.
Jim Geovedi sejak 2012 pindah ke London dan
mendirikan perusahaan jasa sistem keamanan teknologi informasi bersama
rekannya. Dia menangani para klien yang membutuhkan jasa pengamanan
sistem satelit, perbankan dan telekomunikasi. Dua tahun terakhir, dia
mengaku tertarik mengembangkan artificial intelligence komputer.
Jim Geovedi menolak disebut ahli. Dalam
wawancara, Jim lebih suka menganggap dirinya “pengamat atau
kadang-kadang partisipan aktif dalam seni mengawasi dari tempat yang
jauh dan aman.“
Tidak, Jim bukan lulusan sekolah IT ternama.
Lulus SMA, Jim menjalani kehidupan jalanan yang keras di Bandar Lampung
sebagai seniman grafis. Beruntung seorang pendeta memperkenalkan dia
dengan komputer dan internet. Sejak itu, Jim Geovedi belajar secara
otodidak: menelusuri ruang-ruang chatting para hacker dunia.
Jonru vs Jim
Tentu saja Jonru dan Jim bagaikan bumi dan
langit. Jonru mempengaruhi isi kepala makhluk di bumi pertiwi dengan
tulisan-tulisannya, mengarahkan untuk membentuk opini bahwa seorang
juragan mebel itu nista ketika menjadi seorang pemimpin bangsa. Jonru
menggunakan fasilitas langit (baca: internet), dan bahkan berani
menggunakan bahasa-bahasa langit yang ada di kitab untuk menghalalkan
caranya. Umatnya pun semakin banyak, seiring dengan klik like di fanpage-nya.
Semoga saja Universitas Diponegoro dan teman-teman etnis Batak tidak
malu pernah memiliki kaitan dengan “penulis hebat” tersebut.
Jim, yaah… seperti wawancara di atas, hanya iseng saja
mengusik benda yang ada di langit, yaitu satelit. Apabila keduanya
dipertemukan, barangkali Jonru akan berteriak mengomentari perilaku Jim…
“itu bid’ah…!”, lalu kita bersama-sama akan mencari kata “bid’ah” di search engine dan tertawa bersama-sama. Sambil ber-istighfar tentunya.
Itu mereka berdua beserta karyanya. Tulisan sampah ini pula juga suatu hasil karya. Mana hasil karyamu?
Jogja, 4 Nov. 2014.
sumber :kompassiana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar